Review Buku: Novel Hujan Karya Tere Liye

HUJAN. Sebuah novel yang menceritakan tentang kehidupan di masa depan, kehidupan yang sangat modern, dengan setting waktunya tahun 2042-2050. Di tahun tersebut, teknologi sudah sangat maju, namun ada satu masalah yang melanda bumi, yaitu overpopulation atau kelebihan penduduk. Tokoh utama di novel ini bernama Lail, seorang gadis cantik yatim piatu dan teman setianya yang kerap disapa Esok.


Keterangan Buku
Judul: Hujan
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Jumlah Halaman: 320 hlm, 20 cm
ISBN: 978-602-03-2478-4

Sinopsis
"Tentang Persahabatan"
"Tentang Cinta"
"Tentang Perpisahan"
"Tentang Hujan"
"Tentang Melupakan"
***
Awal dari novel ini menceritakan tentang Lail yang berusia 21 tahun, ingin menghapus ingatannya tentang hujan menggunakan sebuah teknologi canggih, yang dibantu oleh seseorang bernama Elijah.
Sebelum Elijah menghapus ingatan Lail, ia bertanya ingatan apa yang ingin Lail lupakan. Sehingga Lail mulai menceritakan kisahnya secara detail.

***

Kejadian ini bermula ketika Lail dan ibunya menaiki kereta cepat bawah tanah untuk berangkat ke sekolah, karena hari itu adalah hari pertama Lail masuk sekolah setelah libur yang cukup panjang. Awalnya, keadaan terasa baik-baik saja selama di perjalanan, namun keadaan berubah drastis. Gempa berkekuatan 10 skala richter mengguncang kota mereka.

Peristiwa ini memakan banyak korban yang berada di kereta cepat bawah tanah, ibu Lail termasuk salah satu korbannya. Namun tidak dengan Lail, ia berhasil selamat dari peristiwa tersebut. Lail diselamatkan oleh seorang lelaki berumur 15 tahun yang bernama Esok. Mereka akhirnya tinggal di stadion yang diubah menjadi tenda pengungsian bersama korban selamat lainnya. Ayah Lail juga tewas dalam peristiwa itu. Di umur nya yang masih 13 tahun, Lail resmi menjadi yatim piatu.

Esok atau Soke Bahtera, adalah seorang anak yang sangat jenius, sebelum bencana tersebut melanda, ia adalah murid terbaik di sekolah. Setelah peristiwa gempa tersebut, stadion yang dirombak menjadi tenda pengungsian itu menjadi tempat belajar dan bertualang baru bagi Esok. Kabar baiknya, ibu Esok selamat dari peristiwa tersebut, namun akhirnya harus menggunakan kursi roda karena tak mampu lagi berjalan. Sedangkan ayah Esok sudah lama meninggal.

Ketika suasana kota mulai membaik, tenda pengungsian yang berada di stadion tersebut resmi di tutup. Kemudian Lail dan Esok dipindahkan sebuah panti. Hubungan Lail dan Esok akhirnya semakin akrab, hingga pada suatu hari, ada sebuah keluarga kaya yang ingin mengadopsi Esok, dimana keluarga ini akan mengurus segala keperluan Esok termasuk pendidikannya.
Saat itulah hubungan Lail dan Esok semakin renggang.

Seperti yang saya ceritakan di awal, Lail ingin sekali menghapus ingatannya tentang hujan. Baginya setiap hujan akan mengingatkan kenangan-kenangan manisnya bersama Esok, dan itu sangat menyakitkan. Esok merupakan sumber bahagianya sekaligus sedihnya.

“Dalam kehidupan Lail, hal-hal penting selalu terjadi saat hujan” (hlm. 37)

Setelah peristiwa gempa dan gunung meletus itu, bumi juga mengalami krisis lainnya. Negara mereka yang hanya memiliki 2 musim, malah memiliki musim salju juga dan akan berganti lagi dengan musim kemarau yang berkepanjangan. Hal ini sangat mengkhawatirkan penduduk kota.

Karena kejeniusannya, Esok mengambil peran dalam pembuatan kapal raksasa untuk menampung penduduk kota dalam menghadapi iklim ekstrem kelak. Sedangkan Lail semakin rindu kepada Esok, karena tak kunjung mendapat kabar darinya. Namun, Lail memiliki teman sekamar yang sangat baik, namanya Maryam. Ia mengajak Lail untuk menjadi relawan. Lail dan Maryam sangat aktif menjadi anggota relawan sehingga mereka akhirnya mendapat penghargaan.

Esok yang berada di ibu kota, dan Lail yang berada di kota kecil, membuat mereka jarang bertemu.

Baca juga: Review Novel BUMI - Tere Liye

Ada beberapa konflik di novel ini yang membuat ceritanya menjadi sedih. Termasuk ketika Esok harus memilih siapa yang akan ia ajak untuk menaiki kapal raksasa buatannya, karena tidak semua penduduk dapat naik ke kapal tersebut. Esok mendapat 2 tiket, sedangkan Lail tidak mendapatkan tiket sama sekali. Pak wali kota sangat menginginkan Esok mengajak putrinya untuk naik ke kapal tersebut. Hal itulah yang membuat Lail sangat sedih 
***
Detik-detik penghapusan ingatan Lail bagi saya begitu menegangkan. Karena sebenarnya Esok berada di luar ruangan dan berusaha menerobos masuk untuk menghentikan Lail.

Novel ini di setiap kisahnya begitu banyak kejutan, ceritanya begitu haru sehingga membuat pembaca merasa ikut sedih. Seperti yang tertulis di sinopsis, novel ini menceritakan tentang persahabatan, tentang cinta, tentang perpisahan, dan tentang melupakan.

Pokoknya recommended sekali novelnya 💙 walaupun ceritanya sedih, namun tetap happy ending. Novel ini merupakan salah satu favorit saya 💙
***
Beberapa quotes yang saya suka dari novel hujan:

1. Ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta adalah merasa bahagia dan sakit pada waktu bersamaan. Merasa yakin dan ragu dalam satu hela napas. Merasa senang sekaligus cemas menunggu hari esok.

2. Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya.

3. Kesibukan adalah cara terbaik melupakan banyak hal, membuat waktu melesat tanpa terasa.

4. "Jangan jatuh cinta saat hujan, Lail. Karena ketika besok lusa patah hati, setiap  kali hujan turun, kamu akan terkenang dengan kejadian menyakitkan itu."

5. Orang kuat itu bukan karena dia memang kuat, melainkan karena dia bisa lapang melepaskan.

6. Bagian terbaik jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri. Kamu pernah merasakan suka, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit disulam menjadi puisi oleh pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun.

7. Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi kenapa kamu sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan karena kamu tidak paham betapa indahnya jatuh cinta.

8. Bukan seberapa lama umat manusia bisa bertahan hidup sebagai ukuran kebahagiaan, tapi seberapa besar kemampuan mereka memeluk erat-erat semua hal menyakitkan yang mereka alami.

9. Bukan melupakan yang menjadi masalahnya. Tapi menerima. Barangsiapa yang bisa menerima, maka dia akan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan

10. "Lail tidak pernah takut melewati musim panas ekstrem. Gadis itu lebih takut melewati musim semi tanpa Esok bersamanya."

***
Berikut buku-buku Tere Liye yang sudah saya baca berdasarkan genrenya:

1. Genre fantasy:
- Bumi
- Bulan
- Matahari
- Bintang
- Ceros dan Batozar
- Komet
- Komet Minor
Selena
Nebula

2. Genre romance:
- Daun Yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin
- Sepotong Hati Yang Baru
Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Berjuta Rasanya

3. Genre action:
- Pulang
- Pergi

4. Genre science fiction:
- Hujan

5. Genre biography:
- Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Tentang Kamu

6. Genre keluarga:
Si Anak Kuat
- Si Anak Spesial
- Si Anak Pintar
- Si Anak Pemberani
- Si Anak Cahaya
Si Anak Badai
- Bidadari-Bidadari Surga

7. Genre economy and politic:
Negeri Para Bedebah
- Negeri Di Ujung Tanduk

8. Genre sejarah:
RINDU

***
Follow me on:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku: Si Anak Kuat Karya Tere Liye

Review Buku: Novel RINDU Karya Tere Liye

Review Buku: Kamu Berhak Bahagia - Chatreen Moko